Masa remaja adalah masa yang paling indah? Ah klise! Tak jarang dari kacamata para remaja sendiri inilah masa-masa yang serba sulit. Mau dibilang anak-anak, jelas sudah tidak lagi. Tapi mau dibilang dewasa juga belum tepat. Di masa-masa inilah kita yang merasa sudah dewasa kerap mempertanyakan kehidupan mereka yang kadang memang susah untuk dipahami, seolah-olah kita sendiri tak pernah mengalami masa remaja.
Beruntunglah para remaja yang hidup di era serba internet ini, khususnya di masa ketika setiap individu di muka bumi bisa dengan mudah mengekspresikan diri dengan memanfaatkan media blog di internet. Para remaja pun jelas tak ketinggalan memanfaatkannya dengan ramai-ramai ngeblog. Beruntung karena mereka jadi punya media untuk berekspresi, tapi pada saat yang sama ia juga harus dilihat sebagai bentuk keberuntungan bagi orang dewasa yang ingin mencoba memahami kehidupan remaja sekarang.
Kenapa harus memahami mereka lewat blog? Anda yang pernah berurusan dengan remaja dan kebetulan sudah tidak masuk kategori remaja pastinya akan paham bahwa tidak mudah untuk memasuki dunia mereka. Tapi coba sesekali kita tengok apa yang mereka tulis di blog dan besar kemungkinan kita akan tahu sedikit banyak kehidupan mereka malah tak jarang banyak juga yang bisa kita pelajari dari mereka.
Puti Karina Puar atau Puty adalah salah seorang remaja yang beruntung terekspose pada dunia internet sejak kecil. Sejak kecil cita-citanya sudah ingin memiliki website sendiri bahkan mulai membuat website statis saat usia SMP. Minatnya pada disain dan juga dunia tulis menulis kemudian membawa siswi kelas 2 SMA Jurusan IPA di SMU 68 Jakarta ini untuk mengenal dunia blogging dan mulai aktif berinteraksi dengan sesama blogger yang belum tentu seusianya. Hasilnya, dia berkenalan dengan seseorang yang disebutnya 'kakak cyber' yang banyak mengajarinya dunia blogging termasuk juga memberi tumpangan hosting. Dari blogging pula ia mendapatkan pengalaman berkesan yang dijamin membuat para penggila bola, khususnya para Madridista ngiler berat. Betapa tidak? Dari pergaulannya dengan seorang blogger Indonesia yang tengah bersekolah sekolah di Spanyol, Puti kini memiliki tanda tangan autentik dari sejumlah pemain Real Madrid, termasuk Roberto Carlos, Guti dan Pavon. Puti memang gila bola sampai-sampai ia membuat kategori khusus tentang bola di blognya yang diberi nama "Bola Itu Bulat, Jendral!". Namun terlepas dari semua itu, Puti adalah seorang remaja biasa. Tengok saja blognya di http://logpuch.diki.or.id/ yang sarat dengan posting-posting yang tidak beda dengan kebanyakan blog remaja lainnya dengan gaya bahasa dan tulisan yang ceplas ceplos dan penuh dengan rasa percaya diri. "Saya punya hidup menarik dan saya berusaha menulis bagian yang menarik itu!" tulisnya dalam sebuah wawancara dengan bz! Kehidupannya yang menarik itulah yang agaknya membawanya meraih penghargaan juara kedua Lomba Blog dalam rangka ulang tahun Majalah Gadis pada akhir tahun 2005 lalu.
Lain Puty lain pula Disa. Remaja yang baru saja lulus SMA ini punya selera yang sedikit berbeda dengan Puty dalam hal blogging. Disa lebih banyak bercerita soal keseharian karena ia mengakui sering kesulitan mencari topik. Namun kalau dilihat dari tulisan-tulisannya, topik agaknya bukan masalah karena ia menulis soal apa saja di blognya dan ia tak terlalu memperdulikan apakah orang lain akan tahu mengenai kesehariannya itu. Bagi Disa blog adalah pengganti catatan harian atau diary yang ditulisnya sejak SD, tempat dimana ia mencurahkan berbagai macam hal yang nyaris terkesan tanpa tedeng aling. Namun pasti ada pertimbangan tersendiri yang membuat Disa mendapatkan gelar juara pertama Lomba Blog yang digelar oleh Majalah Gadis. Lomba yang sama yang diikuti oleh Puty.
Apa yang bisa kita pahami dari kehidupan Puty, Disa dan blogger remaja lainnya? Banyak pastinya asal kita mau melihatnya saja. Kejujuran dan apa adanya adalah salah satu hal yang paling menonjol dari keduanya. Mereka bisa menulis tentang apa saja dengan gaya sendiri yang khas remaja dan memang pada umumnya sudah sifat mereka untuk begitu. Namun justru karena kejujurannya ini, banyak hal yang bisa diamati dari corat-coret para remaja di blog masing-masing. Entah disadari atau tidak, setiap permasalahan, setiap kegelisahan sering muncul di sela posting mereka dan bisa jadi itulah cara mereka berkomunikasi. Winda (menolak disebut identitas sebenarnya) misalnya justru sering berkomunikasi dengan orang tuanya via blog. Lewat blog, si orang tua yang kebetulan juga seorang pekerja IT bisa terus mengikuti kegiatan anaknya sematang wayang yang tengah bersekolah di Singapura. Bahkan, menurut siswa berprestasi asal Jakarta ini, ia bisa lebih terbuka di blognya ketimbang bicara langsung dengan orang tuanya. Padahal pesan itu juga akhirnya sampai ke si orang tua. Ironis? Ya mungkin juga karena di satu sisi ini menunjukkan mandeknya komunikasi langsung antara orang tua dengan anaknya. Tapi di sisi lain ia menunjukkan bahwa seringkali anak bukannya tidak mau berterus terang dengan orang tua mereka. Mereka hanya perlu mengungkapkannya dengan cara yang berbeda, cara yang sesuai dengan dunia mereka.
Teknik inilah yang mulai banyak digunakan para pengajar yang melek IT. Mereka kini mulai melirik blog sebagai pelengkap perkuliahan dengan harapan bisa mendapatkan keterbukaan dari para mahasiwanya, baik dalam hal pendidikan dan pengajaran , maupun dalam mengkomunikasikan masalah-masalah mereka. Kenapa tidak?
Dari sisi para remaja sendiri, banyak hal yang bisa diperoleh dari blogging, utamanya untuk sarana berekspresi. Bagi Puty, ngeblog itu banyak manfaatnya. Namun kepada sesama remaja, ia hanya bisa berpesan untuk tidak terlalu mengharapkan popularitas, pengunjung yang banyak, penghargaan atau keuntungan yang lain. Ngebloglah dengan sepenuh hati, katanya. Sementara Disa hanya meninggalkan dua kata saja "Ayo Semangaaat!"
Tidak ada komentar:
Posting Komentar